Kontroversi yang Tidak Terduga
Kisah perseteruan antara Fernando Valente, mantan pelatih Arema FC, dengan Ichaka Diarra, eks pemain tim tersebut, terus berlangsung. Fernando Valente baru-baru ini angkat bicara mengenai tuduhan rasisme yang diberikan kepadanya oleh Diarra. Valente mengungkapkan perasaan kecewanya terhadap tuduhan tersebut, mengingat pengalaman panjangnya selama hampir empat dekade dalam dunia kepelatihan sepak bola. Menurut Valente, ia tak pernah membayangkan akan dituduh sebagai orang yang berperilaku rasis, terutama oleh seorang pemain yang pernah dibimbingnya.
Valente menegaskan bahwa selama karirnya, ia selalu mengutamakan sikap hormat dan profesionalitas terhadap semua pemain, tanpa memandang latar belakang mereka. “Selama karier saya yang panjang, saya selalu berusaha menghargai setiap pemain, menganggap mereka sebagai profesional, dan tidak pernah sekali pun berpikir untuk membeda-bedakan mereka,” ungkap Valente.
Pernyataan Pembelaan Fernando Valente
Lebih jauh, Valente berbicara tentang prinsip hidup yang selalu dipegangnya, yaitu kehormatan, kejujuran, dan penegakan kebenaran. Ia merasa terpukul dengan tuduhan yang diarahkan kepadanya, terutama karena menurutnya tuduhan tersebut muncul dari kekecewaan Diarra terhadap keputusan klub Arema FC yang tidak lagi memerlukan jasanya. “Saya tidak bisa menerima tuduhan ini. Ini adalah serangan pribadi yang tidak berdasar, hanya karena sebuah keputusan profesional dari klub,” tutur Valente.
Valente juga menyatakan bahwa tuduhan dari Diarra adalah bentuk dari kurangnya integritas dan kejujuran. “Sangat disayangkan, pemain tersebut memilih untuk menyerang saya dengan tuduhan yang tidak berdasar, yang menurut saya adalah tindakan yang menunjukkan kurangnya karakter dan integritas,” tambahnya.
Kesediaan untuk Membebaskan
Di tengah perseteruan ini, Valente menyatakan kesediaannya untuk tidak memperpanjang masalah dan memaafkan Diarra atas segala tuduhan yang telah diberikan. Valente menekankan nilai-nilai cinta dan penghargaan yang selalu ia tanamkan dalam dirinya terhadap semua pemain, tanpa memandang perbedaan fisik atau kepercayaan. “Saya memutuskan untuk melepaskan semua kekecewaan ini. Saya memaafkan Diarra dan siapa pun yang mungkin telah salah memahami niat saya sebagai pelatih,” kata Valente.
Melalui pengakuan dan pembelaan dirinya, Valente berharap dapat membersihkan namanya dari tuduhan rasisme dan kembali memfokuskan diri pada kontribusi positifnya dalam dunia sepak bola. “Bagi saya, sepak bola adalah tentang persatuan, bukan perpecahan. Saya akan terus mendorong nilai-nilai ini, baik dalam dan luar lapangan,” pungkasnya.