Franz Beckenbauer, yang dikenal sebagai ‘Der Kaiser’, meninggalkan dunia ini pada usia 78 tahun. Berita ini diumumkan oleh Federasi Sepak Bola Jerman (DFB). Beckenbauer bukan hanya seorang pemain sepak bola biasa; ia adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangkan Piala Dunia baik sebagai pemain maupun pelatih. Dia dikenang sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa di dunia sepak bola, memenangkan Ballon d’Or pada tahun 1972 dan 1976 sebagai satu-satunya bek yang memenangkannya dua kali. Ia juga diakui sebagai pelopor posisi ‘sweeper’ dalam sepak bola.
Beckenbauer memiliki talenta luar biasa dalam mendistribusikan bola dan sangat piawai dalam tekel. Bobby Charlton, legenda sepak bola Inggris, pernah menyatakan pada majalah FourFourTwo di tahun 2007 bahwa Beckenbauer selalu mengendalikan situasi dan tidak pernah panik. Prestasinya tidak hanya terbatas pada Piala Dunia; ia juga membawa Jerman Barat meraih kemenangan di Kejuaraan Eropa tahun 1972.
Baca juga: Jordan Henderson Cabut dari Liga Arab, Jadi Bukti Kesulitan Liga Arab?
Sukses di Klub dan Internasional
Di tingkat klub, Beckenbauer meraih lima gelar Bundesliga bersama Bayern Munich dan tiga Piala Eropa. Dia juga menghabiskan sebagian kariernya di Amerika Serikat dengan New York Cosmos di North American Soccer League, memenangkan kejuaraan sebanyak tiga kali. Tidak hanya itu, di luar lapangan, Beckenbauer juga menikmati kesuksesan sebagai manajer, memimpin Jerman Barat mencapai final Piala Dunia 1986 dan memenangkannya pada tahun 1990.
Karier Beckenbauer sedikit tercoreng oleh investigasi FIFA terkait dugaan keterlibatan dalam skandal korupsi. Namun, pada tahun 2021, kasus ini dihentikan oleh FIFA karena batas waktu yang berlaku. Selama masa ini, kesehatan Beckenbauer menurun, ia menjalani operasi jantung pada tahun 2016 dan 2017, dan menderita penyakit neurodegeneratif progresif.
Mengubah Peran Bek Tengah
Beckenbauer sangat berpengaruh dalam mengubah peran bek tengah. Sebagai ‘libero’, ia membuka jalan bagi bek modern yang bermain dengan bola, bergerak ke depan untuk menghentikan serangan lawan, dan bahkan ikut serta dalam serangan timnya. Ini merupakan pergeseran besar dari gagasan tradisional bek tengah yang umumnya lebih terbatas dalam gerakan maju.
Karl-Heinz Rummenigge, CEO Bayern Munich dan mantan rekan setim Beckenbauer, menyatakan rasa syoknya. Menurutnya, Beckenbauer telah menulis ulang sejarah sepak bola Jerman dan meninggalkan jejak yang abadi. Beckenbauer tidak hanya sukses dalam berbagai peran, tapi juga unik dan mengesankan sebagai individu.