Kedatangan Sir Jim Ratcliffe sebagai pemilik saham minoritas baru Manchester United menambah tekanan pada manajer Erik Ten Hag. Dalam pertandingan melawan Tottenham Hotspur, pelatih asal Belanda itu menghadapi tantangan untuk meninggalkan kesan positif di hadapan atasan barunya. Situasi ini menimbulkan pertanyaan, apakah standar yang diterapkan oleh Ratcliffe akan berbeda dari pendahulunya, dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi masa depannya.
Dalam pertandingan tersebut, United berhasil unggul dua kali melalui gol Rasmus Hojlund dan Marcus Rashford, tetapi Spurs berhasil menyamakan kedudukan. Meskipun tidak buruk, performa United di bawah asuhan Ten Hag mungkin tidak cukup untuk meyakinkan Ratcliffe bahwa ia adalah pilihan yang tepat untuk memimpin tim.
Baca juga: Dampak Kepulangan Jadon Sancho ke Borussia Dortmund Terhadap Gio Reyna
Kinerja Tim dan Peluang Kedepannya
Manchester United hanya mampu menghasilkan dua tembakan tepat sasaran sepanjang pertandingan, dengan sebagian besar babak kedua berlangsung tanpa banyak dukungan dari suporter. Anak asuh Ten Hag tidak menunjukkan tanda-tanda mampu mencetak gol kemenangan, sebuah kegagalan yang dapat membawa mereka kembali ke persaingan zona Liga Champions.
Akhirnya, dengan hasil seri tersebut, United berada di peringkat tujuh dan delapan poin di bawah Arsenal dan Tottenham. Dengan performa yang tidak konsisten, sang pelatih mungkin harus menghadapi kemungkinan pemecatan dalam waktu dekat jika tidak segera memperbaiki kualitas tim.
Pemenang dan Pecundang di Manchester United
Pemenang: Rashford dan Hojlund
Rasmus Hojlund dan Marcus Rashford menjadi sorotan positif di lini depan Manchester United. Keduanya menunjukkan sinergi yang baik, saling memberi assist, dan mencetak gol. Rashford, meskipun belum sepenuhnya bangkit, tampak lebih segar dan merepotkan bek-bek Tottenham. Di sisi lain, Hojlund menunjukkan kualitasnya dengan mencetak gol dan kerja sama yang baik dengan Rashford.
Kedua pemain ini menunjukkan potensi yang masih dapat dieksplorasi oleh United untuk meningkatkan serangan mereka di masa mendatang.
Pecundang: Lini Tengah United yang Lemah
Sebaliknya, lini tengah United tampak mengalami kemunduran. Christian Eriksen tidak terlihat efektif, dan Bruno Fernandes kehilangan kreativitas di babak kedua. Masuknya Scott McTominay tidak banyak membantu, dan lini tengah United kesulitan mengontrol permainan.
Hal ini memungkinkan Tottenham untuk menguasai pertandingan dan memaksa United mengandalkan serangan balik. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi Ten Hag, yang timnya hanya mampu menguasai 36 persen penguasaan bola di kandang sendiri. Lemahnya lini tengah ini menjadi salah satu faktor utama yang menghambat performa tim.
Performa Ten Hag: Menunggu Keputusan Bos Baru
Pelatih asal Belanda itu mungkin memiliki alasan untuk khawatir setelah hasil imbang melawan Tottenham. Meskipun timnya tidak bermain buruk, mereka gagal mempertahankan keunggulan dan akhirnya harus puas dengan satu poin.
Ten Hag mengeluhkan keputusan wasit dan penyerangan timnya yang kurang efektif. Namun, dengan standar yang diharapkan oleh Ratcliffe dan INEOS yang tinggi, performa seperti ini mungkin tidak cukup untuk mempertahankan posisinya.
Ia pun perlu memaksimalkan potensi timnya agar dirinya tidak menjadi korban selanjutnya dari kebijakan pemecatan INEOS. Keputusan yang akan diambil oleh Ratcliffe dan timnya dalam waktu dekat ini akan sangat menentukan nasibnya sebagai manajer United.
Dengan masuknya Ratcliffe dan INEOS, kemungkinan akan ada perubahan dalam struktur dan pengelolaan tim. Ini bisa menjadi peluang bagi Ten Hag untuk membuktikan kelayakannya, atau sebaliknya, menjadi awal akhir bagi masa jabatannya di United. Pertandingan mendatang akan menjadi penentu penting bagi sang pelatih untuk menunjukkan kapasitasnya dalam menghadapi tantangan yang ada.