Euro 2024 Kemungkinan Alami Teror dan Hooligan Sepakbola

Persiapan Menghadapi Euro 2024

Jelang pertandingan Kejuaraan Sepakbola Euro 2024 yang akan diadakan di Jerman bulan Juni mendatang, ancaman teror dan hooliganisme sepakbola menjadi perhatian utama. Kejuaraan yang berlangsung setiap empat tahun ini tidak hanya dinanti oleh penggemar, tetapi juga menjadi momen krusial bagi pihak keamanan. Diperkirakan, sekitar 2,7 juta penggemar akan hadir langsung di stadion, sementara 12 juta lainnya akan menikmati pertandingan melalui layar besar yang tersebar di sepuluh kota penyelenggara.

Serangan teror yang terjadi di sebuah konser di Moskow pada Maret lalu, yang diklaim oleh ISIS, telah memicu peningkatan keamanan di perbatasan Jerman. Ancaman serupa juga muncul menjelang perempat final turnamen sepakbola Eropa lainnya, menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan. Pemerintah Jerman bersama UEFA menegaskan bahwa keamanan adalah prioritas utama dalam penyelenggaraan Euro 2024.

Ancaman Terorisme dan Tindakan Preventif

David Holley, konsultan keamanan yang berpengalaman, menekankan bahwa ancaman teror kini lebih nyata dengan adanya sel-sel tidur yang aktif di Eropa. Strategi keamanannya termasuk memperketat pengawasan di “target keras” seperti stadion, dimana pemeriksaan keamanan sangat ketat. Namun, Holley menambahkan bahwa “target lunak”, seperti zona penggemar dan pasar umum, tetap rentan terhadap serangan karena lebih terbuka dan mudah diakses oleh publik.

Pada tahun 2015, sebuah serangan bunuh diri ditargetkan pada pertandingan antara tim nasional Perancis dan Jerman, menunjukkan pentingnya deteksi dan pencegahan dini. UEFA dan otoritas Jerman telah berkomitmen untuk mengimplementasikan semua langkah keamanan yang diperlukan untuk melindungi para pengunjung.

Risiko Tinggi Kekerasan Penggemar

Euro 2024 Kemungkinan Alami Teror dan Hooligan Sepakbola

Martin Lodge, dari Centre for Analysis of Risk and Regulation di London, menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya kekerasan antar penggemar adalah hal yang tidak dapat dihindarkan. Lodge menyoroti bahwa banyak insiden disebabkan oleh pengaruh alkohol dan dinamika massa yang sulit dikontrol.

Kode etik yang ketat terhadap konsumsi alkohol yang diterapkan selama Piala Dunia 2022 di Qatar, dianggap berhasil mengurangi insiden kekerasan. Sebagai persiapan, U.K. Football Policing Unit telah memuji perilaku penggemar Inggris dan Wales yang “teladan”, berkat aturan minum yang ketat tersebut.

Baca juga: “Inggris Usulkan Tunda Batas Akhir Registrasi Pemain Euro 2024

Kenaikan Hooliganisme Sepakbola

Kekerasan terkait sepakbola telah menjadi perhatian utama sejak tahun 1970-an. Menurut Roland Benedikter, seorang sosiolog asal Italia, hooliganisme mengalami lonjakan karena ketidakstabilan sosial ekonomi dan politik yang meningkat. Kondisi ini diperparah dengan adanya ketidakpuasan dan ketidakamanan yang dirasakan oleh banyak orang, sehingga mendorong perilaku agresif.

Benedikter juga mencatat bahwa krisis sistemik seperti perubahan iklim global dan konflik bersenjata meningkatkan tensi sosial. Kemudian berujung pada kekerasan dalam skala besar di acara-acara olahraga. Oleh karena itu, memahami dan mengantisipasi faktor-faktor manusia menjadi kunci dalam pengelolaan keamanan pada event besar seperti Euro 2024.

Pelajaran didapat dari insiden-insiden sebelumnya, seperti tragedi Hillsborough. Penyelenggara Euro 2024 dan pihak berwenang setempat berupaya keras untuk mencegah kejadian serupa. Keamanan tidak hanya fokus pada pengawasan stadion tetapi juga meliputi koordinasi dengan layanan darurat. Pengaturan massa yang efektif untuk menjamin keamanan semua orang yang terlibat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here